‘BISMILLAH, Nabi (shallallahu alaihi wasallam bersabda): “Sungguh jika Allah mencintai satu keluarga, maka Allah masukkan pada mereka kelembutan” Shahih, lihat Shahihul Jami’ 1704
Itu adalah sms yang saya terima beberapa hari lalu, yang kemudian saya forward kembali kepada beberapa teman, dan salah satu di antara mereka membalas sms tersebut:
“Kalau berantem mulu gak sayang ya?”
Ya... bagaimana...? Akhirnya saya balas lagi smsnya:
'
“Wah gak tahu, Cuma forward hadits aja. Kalau gitu buat agar disayang.”
Ya, mungkin kita berusaha menghadirkan kelembutan itu di dalam keluarga, sehingga lama kelamaan menjadikan kelembutan tersebut tertanam dan benar-benar masuk menjadi nilai inheren dalam keluarga, dan kita bisa bergembira menjadi bagian dari hadits di atas.
Bukan maksud saya hendak menjelaskan hadits di atas, karena saya bukanlah seorang yang berilmu. Saya hanyalah seorang awam yang terkesan dengan sebuah hadits yang dikirim via sms, dan menuliskannya kembali sebagai nasihat dan peringatan bagi diri sendiri, dan mudah-mudahan juga bermanfaat bagi orang-orang semisal saya, di mana kelembutan hanya ada pada saat-saat tertentu atau ketika berhadapan dengan orang-orang tertentu, dan hilang pada saat-saat lain atau ketika berhadapan dengan orang-orang lainnya.
Dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَيْهِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ
"Sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan. Dia memberi pada kelembutan yang tidak diberikan pada kekerasan." (HR Abu Dawud no. 1472)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
"Sesungguhnya Allah Maha lembut dan mencintai kelembutan dalam segala perkara." (HR Ibnu Majah no. 3679)
Semoga Allah menghiasi pribadi kita dengan kelembutan dalam segala perkara. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar